Rabu, 03 Februari 2010

BAHAYA ATO AMAN PEMANIS BUATAN

MAKANAN RENDAH KALORI BENARKAH SELALU MELANGSINGKAN ?
Oleh Deddy Muchtadi
Tawaran langsing selalu menggiurkan. Makanan berlabel ‘diet’ atau ‘rendah kalori’ banyak ditaksir mereka yang ingin tetap ramping. Apa saja yang perlu diketahui dalam memilih dan menggunakannya?
Kini tawaran melangsingkan tubuh lewat makanan makin gencar menyerbu pasar. Di toko swalayan tertentu, bahkan sudah ada counter khusus makanan diet. Mungkin pernah timbul pertanyaan di benak Anda, mengapa roti itu dikatakan rendah kalori? Mengapa es krim yang sama lezatnya diakui tidak menggemukkan? Lalu apa pula formula diet yang konon sudah memberikan gizi lengkap tanpa perlu makan itu? Dan pertanyaan yang paling penting adalah bagaimana agar makan yang lebih mahal itu dapat membantu Anda melangsingkan tubuh? Inilah bekal info sebelum Anda melangkah ke counter ‘diet’.
Makanan Rendah Kalori dan Kegemukan
Ketersediaan bahan pangan dan daya beli yang meningkat cenderung mengubah pola konsumsi pangan bila tidak waspada, kemajuan itu dapat menimbulkan gangguan gizi lebih yang tampak dalam bentuk tubuh yang kegemukan (obesitas). Hal ini sudah tampak menggejala di kota-kota besar, terutama pada golongan mampu.
Kegemukan terjadi bila jumlah energi (kalori) yang masuk ke dalam tubuh (dari makanan) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah energi yang diperlukan untuk pemeliharaan (maintenance) dan kegiatan tubuh.
Bila ditinjau secara mendalam, setiap makanan terdiri dari air, protein, lemak, hidrat arang, vitamin, dan mineral. Sumber energi bagi tubuh bukan hanya hidrat arang (pati dan gula) tapi juga lemak dan protein. Setiap kelebihan konsumsi pati, gula, lemak, atau protein akan diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai depot lemak dalam tubuh yang tampil sebagai kegemukan.
Oleh karena itu pencegahan kegemukan hanya dapat dilakukan dengan cara menyeimbangkan antara jumlah energi (kalori) yang dikonsumsi dengan energi yang diperlukan untuk pemeliharaan jaringan dan sel serta kegiatan tubuh.
Kegemukan bukan saja mengurangi estetika, tetapi seringkali pula diikuti gangguan pada kesehatan. Misalnya, timbul kelelahan, sesak napas, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan ginjal, penyakit jantung koroner, dan lain-lain.
Mereka yang sudah kegemukan dianjurkan melakukan diet (mengurangi jumlah kalori yang masuk dari makanan) dan mempraktekkan pola hidup aktif seperti memperbanyak gerak dan berolahraga, disamping kegiatan sehari-hari yang sudah rutin. Salah satu cara mengurangi pemasukan kalori dari makanan adalah dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori.
Apa Itu Makanan Rendah Kalori
Dari namanya sudah tersirat bahwa energi yang terkandung di dalamnya lebih sedikit dibandingkan dengan makanan yang sama yang biasa dikonsumsi. Bagaimana bisa lebih rendah dalam kalori?
Pertama, produsen merendahkan kadar hidrat arang yang dapat dicerna (pati, gula), lemak atau protein dan menggantinya dengan bahan yang lain. Bahan pengganti itu dicarikan yang memiliki sifat-sifat organoleptiknya yang sama, yaitu memiliki warna, tekstur, rasa, dan aroma yang sama dengan bahan semula.
Bahan perendah kalori biasanya adalah bahan yang rendah atau bebas kalori, misalnya udara, air, dan pemanis buatan. Karena itu roti, kue, biskuit, dan macam-macam snack dapat direndahkan kalorinya dengan cara mengganti tepung terigu dengan udara. Artinya, produk dibuat sedemikian rupa agar mengembang (berpori-pori) sehingga tiap irisan atau ukuran yang sama beratnya lebih ringan dibandingkan produk biasa. Dengan demikian, seiris roti rendah kalori lebih kecil kalorinya dibandingkan dengan seiris roti biasa, tetapi kalau diukur dari setiap beratnya kalorinya sama saja.
Di pasar tersedia beragam bentuk makanan rendah kalori. Mulai dari roti, kue, biskuit, makanan kemilan, selai (jam dan jelly), makanan pencuci mulut (ice cream, ice cream topping), margarin, dan mentega. Ada lagi salad dressing dan minuman ringan (soft drink).
Mengapa justru jenis-jenis ini yang dibuat rendah kalori? Tidak aneh karena jenis makanan dan minuman tadi berasal dari dan disukai di negeri barat yang pola konsumsinya berbeda dengan kita. Jenis makanan diatas merupakan makanan konsumsi sehari-hari mereka.
Roti, kue, dan biskuit ini dapat pula direndahkan kalorinya dengan menggunakan whole wheat, yaitu tepung terigu yang diberi tambahan dedak gandum. Dengan cara ini sebagian pati terigu diganti dngan serat (dari dedak). Serat hanya berfungsi sebagai pengisi (bulking agent). Karena tidak dapat dicerna, pengisi ini tidak menghasilkan kalori. Cara lain adalah mengganti gula pasir atau sirup glukosa dalam pembuatan roti atau kue tersebut dengan pemanis buatan.
Pengalas roti seperti mentega dan margarin atau saladdressing sebagian besar terdiri dari minyak (lemak) yang setiap gramnya mengandung 9 kkalori. Sedangkan pati, gula dan protein hanya menghasilkan 4 kkalori setiap gram. Untuk merendahkan kalori margarin, mentega, dan salad dressing digunakan bahan yang dinamakan fat substitute atau fat replacer. Bahan ini mempunyai sifat fungsional yang sama dengan minyak dan lemak, tetapi tidak dapat dicerna sehingga tidak menghasilkan kalori bila dikonsumsi. Yang sekarang banyak digunakan adalah bahan yang terdiri dari gula (hidrat arang lain) dan asam lemak yang terikat kuat sedemikian rupa sehingga tak dapat dicerna saluran pencernaan.
Pemanis Buatan Dalam Makanan Rendah Kalori
Penggantian gula dan sirup dengan pemanis buatan ini juga dilakukan pada produk rendah kalori lain seperti sirup, selai (jam dan jelly), dessert, ice cream topping, dan soft drink.
Pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan rendah kalori dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama, yang sama sekali tidak menghasilkan kalori, contohnya sakarin dan siklamat. Kedua, yang masih menghasilkan kalori bila dikonsumsi, contohnya sorbitol dan aspartam. Sesungguhnya masih banyak jenis pemanis buatan lain, namun itulah yang banyak digunakan di Indonesia.
Sakarin mempunyai tingkat kemanisan sekitar 200-500 kali sukrosa (gula pasir). Soal keamanannya masih diperdebatkan. Di Indonesia, pemanis ini diizinkan digunakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan dalam batas tertentu, dan terutama bagi penderita diabetes. Di Amerika serikat, sakarin masih diizinkan, sedangkan siklamat telah dilarang karena diduga dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada saluran kemih.
Sorbitol adalah turunan glukosa dan akan menghasilkan kalori yang sama dengan glukosa (4 Kalori setiap gram). Nilai kemanisan glukosa dan sorbitol relatif terhadap sukrosa berturut-turut adalah 0,7 dan 0,6. Artinya, sorbitol dapat memberikan tingkat kemanisan yang sama dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan glukosa. Jadi kalau Anda ingin mengurangi kalori, jenis pemanis ini tidak tepat. Sorbitol lebih bermanfaat bagi penderita diabetes mellitus karena dapat menjaga kestabilan kadar glukosa darahnya (agar tidak cepat meningkat karena metabolisme lebih lama dibandingakn glukosa).
Pemanis lain adalah aspartam yang merupakan pemanis buatan yang aman untuk dikonsumsi. Aspartam terdiri dari dua asam amino, yaitu aspartat dan fenilalanin. Sebagai asam amino keduanya dimetabolisme sebagaimana protein, yaitu hanya menghasilkan 4 kalori setiap gram. Namun karena tingkat kemanisannya sangat tinggi (sekitar 400 kali gula pasir atau sukrosa), maka penggunaan dalam jumlah sedikit saja sudah memenuhi rasa manis yang dikehendaki. Dengan demikian, jumlah kalori yang diberikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan gula pasir.
Di ambil dari http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_mknrendahkalori.php tertanggal 04 - feb – 2010 jam 08.45 wib


tapi di lain pihak banyak yang meragukan keamanan pemanis buatan
misal nya....

Aspartame Side Effects
There are over 92 different health side effects associated with aspartame consumption . Terdapat lebih dari 92 efek samping kesehatan yang berbeda berhubungan dengan konsumsi aspartam. It seems surreal, but true. Tampaknya surealis, tapi benar. How can one chemical create such chaos? Bagaimana satu kimia menciptakan kekacauan seperti itu?
Aspartame dissolves into solution and can therefore travel throughout the body and deposit within any tissue. Aspartame larut ke dalam larutan dan dengan demikian bisa bepergian ke seluruh tubuh dan deposito dalam jaringan apapun. The body digests aspartame unlike saccharin, which does not break down within humans. Tubuh mencerna aspartam tidak seperti sakarin, yang tidak rusak di dalam manusia.
The multitude of aspartame side effects are indicative to your genetic individuality and physical weaknesses. It is important to put two and two together, nonetheless, and identify which side effects aspartame is creating within you. Banyaknya efek samping aspartam adalah indikasi genetik Anda individualitas dan kelemahan fisik. Hal ini penting untuk menempatkan dua dan dua bersama-sama, tetap, dan mengidentifikasi efek samping aspartam adalah menciptakan dalam diri Anda.
Aspartame Side Effects Aspartame Side Effects
The components of aspartame can lead to a number of health problems, as you have read. Komponen aspartam dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti yang Anda baca. Side effects can occur gradually, can be immediate, or can be acute reactions. Efek samping dapat terjadi secara bertahap, dapat langsung, atau dapat akut reaksi. According to Lendon Smith, MD there is an enormous population suffering from side effects associated with aspartame, yet have no idea why drugs, supplements and herbs don't relieve their symptoms. Menurut Lendon Smith, MD ada populasi besar menderita efek samping yang berhubungan dengan aspartam, namun tidak tahu mengapa obat-obatan, suplemen dan jamu tidak menghilangkan gejala mereka. Then, there are users who don't 'appear' to suffer immediate reactions at all. Lalu, ada pengguna yang tidak 'muncul' langsung menderita reaksi sama sekali. Even these individuals are susceptible to the long-term damage caused by excitatory amino acids, phenylalanine, methanol, and DKP. Bahkan individu ini rentan terhadap kerusakan jangka panjang yang disebabkan oleh rangsang asam amino, fenilalanin, metanol, dan DKP.
Adverse reactions and side effects of aspartame include: Merugikan reaksi dan efek samping aspartam meliputi:
Eye Eye
blindness in one or both eyes kebutaan pada salah satu atau kedua mata
decreased vision and/or other eye problems such as: blurring, bright flashes, squiggly lines, tunnel vision, decreased night vision menurun visi dan / atau masalah mata lainnya seperti: buram, berkedip terang, garis-garis berlekuk-lekuk, terowongan visi, penurunan penglihatan pada malam hari
pain in one or both eyes nyeri pada satu atau kedua mata
decreased tears menurun air
trouble with contact lenses masalah dengan lensa kontak
bulging eyes mata melotot
Ear Telinga
tinnitus - ringing or buzzing sound tinnitus - dering atau suara mendengung
severe intolerance of noise parah intoleransi kebisingan
marked hearing impairment ditandai gangguan pendengaran
Neurologic Neurologis
epileptic seizures serangan epilepsi
headaches, migraines and (some severe) sakit kepala, migrain dan (beberapa parah)
dizziness, unsteadiness, both pusing, mengurangi getaran, baik
confusion, memory loss, both kebingungan, kehilangan memori, baik
severe drowsiness and sleepiness parah mengantuk dan mengantuk
paresthesia or numbness of the limbs paresthesia atau mati rasa pada tungkai
severe slurring of speech slurring parah ujaran
severe hyperactivity and restless legs parah hiperaktif dan gelisah kaki
atypical facial pain nyeri wajah atipikal
severe tremors parah tremor
Psychological/Psychiatric Psikologis / psikiatris
severe depression depresi berat
irritability iritabilitas
aggression agresi
anxiety kecemasan
personality changes perubahan kepribadian
insomnia insomnia
phobias fobia
Chest Catur
palpitations, tachycardia palpitasi, takikardia
shortness of breath sesak napas
recent high blood pressure baru-baru ini tekanan darah tinggi
Gastrointestinal Gastrointestinal
nausea mual
diarrhea, sometimes with blood in stools diare, kadang-kadang dengan darah di tinja
abdominal pain sakit perut
pain when swallowing nyeri saat menelan
Skin and Allergies Kulit dan Alergi
itching without a rash gatal tanpa ruam
lip and mouth reactions bibir dan mulut reaksi
hives sarang
aggravated respiratory allergies such as asthma diperburuk pernapasan seperti asma alergi
Endocrine and Metabolic Endokrin dan metabolik
loss of control of diabetes hilangnya kontrol diabetes
menstrual changes perubahan menstruasi
marked thinning or loss of hair ditandai penipisan atau hilangnya rambut
marked weight loss ditandai berat badan
gradual weight gain bertahap berat badan
aggravated low blood sugar (hypoglycemia) diperburuk gula darah rendah (hipoglikemia)
severe PMS parah PMS
Other Lain
frequency of voiding and burning during urination frekuensi buang air kecil dan terbakar saat buang air kecil
excessive thirst, fluid retention, leg swelling, and bloating haus yang berlebihan, retensi cairan, kaki bengkak, dan kembung
increased susceptibility to infection meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
Additional Symptoms of Aspartame Toxicity include the most critical symptoms of all Gejala tambahan Aspartame Toxicity termasuk gejala yang paling penting dari semua
death kematian
irreversible brain damage kerusakan otak ireversibel
birth defects, including mental retardation cacat lahir, termasuk keterbelakangan mental
peptic ulcers tukak lambung
aspartame addiction and increased craving for sweets aspartam kecanduan dan meningkatnya keinginan untuk permen
hyperactivity in children hiperaktivitas pada anak-anak
severe depression depresi berat
aggressive behavior perilaku agresif
suicidal tendencies kecenderungan bunuh diri
Aspartame may trigger, mimic, or cause the following illnesses: Aspartam dapat memicu, meniru, atau menyebabkan penyakit berikut:
Chronic Fatigue Syndrome Sindrom Kelelahan kronis
Epstein-Barr Epstein-Barr
Post-Polio Syndrome Post-Polio Syndrome
Lyme Disease Lyme Disease
Grave's Disease Grave's Disease
Meniere's Disease Meniere's Disease
Alzheimer's Disease Alzheimer's Disease
ALS ALS
Epilepsy Epilepsi
Multiple Sclerosis (MS) Multiple Sclerosis (MS)
EMS EMS
Hypothyroidism Hypothyroidism
Mercury sensitivity from Amalgam fillings Kepekaan merkuri dari tambalan Amalgam
Fibromyalgia Fibromyalgia
Lupus Lupus
non-Hodgkins non-Hodgkins
Lymphoma Limfoma
Attention Deficit Disorder (ADD) Attention Deficit Disorder (ADD)
These are not allergies or sensitivities, but diseases and disease syndromes. Ini bukan alergi atau sensitivitas, tapi penyakit dan penyakit sindrom. Aspartame poisoning is commonly misdiagnosed because aspartame symptoms mock textbook 'disease' symptoms, such as Grave's Disease. Aspartam keracunan umumnya gejala aspartam misdiagnosed karena buku mengejek 'penyakit' gejala, seperti Grave's Disease.
Aspartame changes the ratio of amino acids in the blood, blocking or lowering the levels of serotonin, tyrosine, dopamine, norepinephrine, and adrenaline. Aspartame mengubah rasio asam amino dalam darah, menghambat atau menurunkan kadar serotonin, tirosin, dopamin, norepinefrin, dan adrenalin. Therefore, it is typical that aspartame symptoms cannot be detected in lab tests and on x-rays. Oleh karena itu, gejala khas bahwa aspartam tidak dapat dideteksi dalam tes laboratorium dan pada x-ray. Textbook disorders and diseases may actually be a toxic load as a result of aspartame poisoning. Buku kelainan dan penyakit mungkin benar-benar menjadi beban beracun akibat keracunan aspartam.
Ever gone to the doctor with real, physical symptoms, but he/she can't find the cause? Pernah pergi ke dokter dengan nyata, gejala fisik, tetapi ia tidak dapat menemukan penyebabnya? Well, it's probably your diet, your environment, or both. Yah, itu mungkin diet Anda, lingkungan Anda, atau keduanya.
Aspartame is the common denominator for over 92 different health symptoms at the root of modern disease. The Aspartame Detoxification Program demonstrates the most effective way to reverse disease symptoms is removing the underlying cause - aspartame. Aspartam adalah denominator umum selama lebih dari 92 gejala kesehatan yang berbeda pada akar penyakit modern. Program Detoksifikasi yang Aspartame menunjukkan cara yang paling efektif untuk membalikkan gejala penyakit adalah menghilangkan penyebab - aspartam.
I counsel aspartame victims worldwide and have witnessed nine out of 10 clients restore their health by following the Aspartame Detoxification Program. Aku pengacara korban aspartam di seluruh dunia dan telah menyaksikan sembilan dari 10 klien memulihkan kesehatan mereka dengan mengikuti Program Detoksifikasi Aspartame. Begin with detoxifying your body of all residual chemical toxins from aspartame's chemical make up of phenylalanine, aspartic acid and methanol and their toxic by-products, and see if any adverse health symptoms remain. Mulailah dengan detoksifikasi tubuh anda dari semua residu racun kimia dari kimia aspartam membuat fenilalanin, asam aspartat dan metanol dan mereka dengan-produk beracun, dan melihat apakah gejala yang merugikan kesehatan tetap. Try the Aspartame Detoxification Program, and within 30 days your symptoms should disappear. Coba Program Detoksifikasi Aspartame, dan dalam waktu 30 hari gejala Anda harus menghilang.
Steps: Langkah-langkah:
1. Remove all sugar-free products with aspartame from your diet. Hapus semua produk bebas gula dengan aspartam dari diet Anda.
2. Learn to 'read' your body. Belajarlah untuk 'membaca' tubuh Anda. Begin recording any health changes. Mulai merekam setiap perubahan kesehatan.
3. Get a hair analysis. Dapatkan analisis rambut.
4. Be happy with yourself. Bahagia dengan diri sendiri.
5. Detoxify. Racun.
6. Restore depleted nutrients. Kembalikan terkuras nutrisi.
7. Exercise and get plenty of rest. Latihan dan mendapatkan banyak istirahat.
8. Eat 75% raw foods at every meal. Makan makanan mentah 75% pada setiap kali makan.
9. Drink water, water, water. Minum air, air, air.
10. Get control of your life. Mengendalikan kehidupan Anda.
I designed this Ten Step Program to help protect your health and the health of those you love from being seduced by the sugar-free diet craze. Saya merancang Program Langkah Sepuluh ini untuk membantu melindungi kesehatan Anda dan kesehatan orang yang Anda cintai dari yang tergoda oleh diet bebas gula menggila. Wishing you good health. Berharap Anda kesehatan yang baik.
What can you do about aspartame side effects? Apa yang dapat Anda lakukan tentang efek samping aspartam?
Set an example by changing your diet. Contoh dengan mengubah diet Anda.
• Tell everyone you know. Beritahu semua orang yang Anda tahu.
• Talk to the schools and day care centers. Bicara ke sekolah dan pusat penitipan. Offer to speak at parent-teachers meetings. Menawarkan untuk berbicara di pertemuan orang tua-guru.
• Contact your local, state, and Federal government representatives. Hubungi lokal, negara bagian, dan wakil pemerintah Federal.
• If you see someone with a diet drink, ask if they have had any of the typical aspartame side effects. Jika Anda melihat seseorang dengan minuman diet, tanyakan apakah mereka telah memiliki salah satu dari efek samping aspartam khas.
• Spread the word at your work. Menyebarkan kata pada pekerjaan Anda.
• Distribute the Aspartame Consumer Safety Network and Pilot's Hotline Aspartame Konsumen mendistribusikan Safety Network dan Pilot's Hotline
• Tell your doctor about the scientific research available proving the negative side effects of aspartame. Beritahu dokter Anda tentang penelitian ilmiah tersedia membuktikan efek samping negatif dari aspartame.
• Register a complaint with the FDA, the FAA, the NutraSweet Company about aspartame poisoning. Daftar keluhan kepada FDA, FAA, yang NutraSweet Perusahaan tentang keracunan aspartam.
• Return all food products with aspartame, opened or unopened, to your grocer. Mengembalikan semua produk makanan dengan aspartam, dibuka atau belum dibuka, penjual bahan makanan Anda. Tell him/her the products make you sick. Katakan padanya / produk-nya membuat Anda sakit. The grocer can return them to the manufacturer for a store refund. Toko kelontong dapat mengembalikannya ke produsen untuk sebuah toko pengembalian dana. The manufacturer should get the message. Pabrik harus mendapatkan pesan. So, will the grocer. Jadi, akan toko kelontong.
• Spread the word on computer networks. Menyebarkan berita pada jaringan komputer.
• Publish articles in newsletters at your church, place of work, or neighborhood association. Menerbitkan artikel dalam buletin di gereja anda, tempat kerja, atau asosiasi lingkungan.
• Set a personal example for health and wellness. Mengatur contoh pribadi untuk kesehatan dan kesejahteraan.

Di ambil dari http://www.sweetpoison.com/aspartame-side-effects.html tertanggal 04 feb 2010 jam 08.48



penelitian lain menerangkan

Acesulfame K
Acesulfame Potassium (K) was approved for use by the FDA as a safe artificial sweetener in July, l988. Acesulfame Potassium (K) telah disetujui untuk digunakan oleh FDA sebagai pemanis buatan yang aman pada bulan Juli, l988. It is a derivative of acetoacetic acid. Ini adalah turunan dari asam acetoacetic. Unfortunately, several potential problems associated with the use of acesulfame have been raised. Sayangnya, beberapa potensi masalah yang terkait dengan penggunaan Acesulfame telah dibesarkan. They are based largely on animal studies since testing on humans remains limited. The findings showed the following: Mereka sebagian besar didasarkan pada studi hewan sejak pengujian pada manusia masih terbatas. Temuan menunjukkan sebagai berikut:
Acesulfame K stimulates insulin secretion in a dose dependent fashion thereby possibly aggravating reactive hypoglycemia ("low blood sugar attacks"). Acesulfame K merangsang sekresi insulin dalam dosis mungkin tergantung mode sehingga memperburuk hipoglikemia reaktif ( "serangan gula darah rendah").
Acesulfame K apparently produced lung tumors, breast tumors, rare types of tumors of other organs (such as the thymus gland), several forms of leukemia and chronic respiratory disease in several rodent studies, even when less than maximum doses were given. Acesulfame K rupanya diproduksi tumor paru-paru, tumor payudara, jarang jenis tumor dari organ lain (seperti kelenjar timus), beberapa bentuk leukemia dan penyakit pernapasan kronis di beberapa studi hewan pengerat, bahkan bila kurang dari dosis maksimum yang diberikan. According to the Center for Science in the Public Interest, it was petitioned on August 29, l988 for a stay of approval by the FDA because of "significant doubt" about its safety. Menurut Center for Science di Public Interest, itu mengajukan petisi pada 29 Agustus l988 untuk tinggal persetujuan oleh FDA karena "keraguan signifikan" tentang keselamatan.
Dr. HJ Roberts, Aspartame (NutraSweet) Is It Safe?, Charles Press, page 283/84. Dr HJ Roberts, Aspartam (NutraSweet) Is It Safe?, Charles Press, halaman 283/84.
Aspartame (commonly misspelled as aspertame) Aspartame (biasanya salah eja sebagai aspertame)
Aspartame, a dipeptide of aspartic acid and a methyl ester of phenylalanine, is approved for use in pharmaceutical products and is being used increasingly in chewable tablet and sugar-free formulations. Aspartam, sebuah dipeptide dari asam aspartat dan ester metil dari fenilalanin, telah disetujui untuk digunakan dalam produk farmasi dan sedang digunakan semakin di kunyah tablet dan formulasi bebas gula. Labels for both prescription and nonprescription products must include the phenylalanine content. Label untuk kedua nonprescription resep dan produk harus mencakup konten fenilalanin. The major consideration in the use of aspartame in children is in patients with autosomal recessive phenylketonuria. Pertimbangan utama dalam penggunaan aspartam pada anak-anak adalah pada pasien dengan autosomal resesif fenilketonuria. Although heterozygotes do not appear to have clinically significant increases in phenylalanine after ingestion of even large amounts (equivalent to 24 12-oz cans of diet beverages), homozygotes with strict dietary restrictions should avoid aspartame. Children without dietary restrictions could safely ingest 10 mg/kg/d. Heterozigot Walaupun tampaknya tidak memiliki peningkatan signifikan klinis fenilalanin setelah menelan bahkan jumlah besar (setara dengan 24 12-oz kaleng minuman diet), homozigot dengan pantangan ketat harus menghindari aspartam. Anak-anak tanpa pantangan dengan aman bisa menelan 10 mg / kg / d. [37-40]. [37-40]. Dietary consumption of aspartame is typically less than 5 mg/kg/d[41]; young children, however, could ingest considerably more. For example, a 2-year-old child weighing 12 kg consumes 17 mg/kg from drinking one 12-oz can of diet soda and one serving of a sweetened product (eg, cereal, pudding, gelatin, or frozen dessert). Konsumsi makanan aspartam biasanya kurang dari 5 mg / kg / d [41]; anak-anak, bagaimanapun, bisa menelan lebih banyak. Sebagai contoh, 2-tahun anak berbobot 12 kg mengkonsumsi 17 mg / kg dari minum satu 12 -oz bisa diet soda dan satu porsi produk yang manis (misalnya, sereal, puding, agar-agar, atau beku dessert).
Headache is the most common adverse side effect attributed to aspartame but is seldom confirmed by single-dose double-blind challenge. Sakit kepala yang paling umum adalah efek samping yang merugikan dihubungkan dengan aspartam tapi jarang dikonfirmasi oleh dosis tunggal double blind tantangan. Up to 11% of patients with chronic migraine headaches reported headaches triggered by aspartame; however, a double-blind challenge with three doses of 10 mg/kg given every 2 hours triggered no more headaches than did placebos in patients with vascular headaches believed to be exacerbated by aspartame. Hingga 11% dari pasien dengan kronis dilaporkan sakit kepala migren dipicu oleh aspartam namun, sebuah tantangan buta ganda dengan tiga dosis 10 mg / kg diberikan setiap 2 jam dipicu tidak lebih sakit kepala daripada plasebo pada pasien dengan sakit kepala vaskular diyakini diperburuk dengan aspartam. A small, double-blind 4-week trial showed an increase in frequency of headaches after ingestion of 1200 mg/d, indicating that a longer challenge period may be necessary. Kecil, double-blind 4 minggu persidangan menunjukkan peningkatan frekuensi sakit kepala setelah menelan 1200 mg / d, yang menunjukkan bahwa tantangan jangka waktu yang lebih panjang mungkin diperlukan.
In anecdotal reports, aspartame has been linked to various neuropsychiatric disorders, including panic attacks, mood changes, visual hallucinations, manic episodes, and isolated dizziness. Dalam laporan anekdotal, aspartam telah dikaitkan dengan berbagai neuropsikiatrik kelainan, termasuk serangan panik, perubahan mood, visual halusinasi, manic episode, dan terisolasi pusing. A small, double-blind crossover study of patients with major depression revealed a higher incidence of reactions in these patients compared with nondepressed volunteers after administration of 30 mg/kg for 7 days; symptoms included headache, nervousness, dizziness, memory impairment, nausea, temper outbursts, and depression. Kecil, double-blind crossover studi pasien dengan depresi besar mengungkapkan kejadian yang lebih tinggi reaksi pasien ini dibandingkan dengan relawan setelah nondepressed administrasi dari 30 mg / kg untuk 7 hari; gejala termasuk sakit kepala, kegelisahan, pusing, gangguan memori, mual, marah kemarahan, dan depresi. None of these conditions has been rigorously proven to be caused by aspartame, but carefully conducted double-blind challenges may be indicated in patients with histories that suggest aspartame as a cause. Tak satu pun dari kondisi ini telah terbukti secara ketat disebabkan oleh aspartam, tapi hati-hati melakukan double-blind tantangan dapat diindikasikan pada pasien dengan sejarah yang menunjukkan aspartam sebagai penyebab. Patients with underlying mitral valve prolapse or affective disorders may be at increased risk for neuropsychiatric effects; several studies have shown that individuals without psychiatric or seizure disorders do not demonstrate these effects. Pasien dengan prolaps katup mitral yang mendasari atau gangguan afektif mungkin pada peningkatan risiko efek neuropsikiatrik; beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa individu-individu tanpa gangguan jiwa atau perampasan tidak menunjukkan efek ini.
Seizures have been reported via passive surveillance data collected by the FDA and in a few case reports. A recent analysis of FDA reports showed 41 cases of rechallenge with a temporal relationship to aspartame consumption. Kejang telah dilaporkan melalui surveilans pasif data yang dikumpulkan oleh FDA dan dalam beberapa laporan kasus. Sebuah analisis baru-baru ini memperlihatkan 41 laporan FDA kasus rechallenge dengan hubungan temporal untuk konsumsi aspartam. Most seizures occurred in patients who had an acceptable dietary intake, except for a 16-year-old who ingested up to 57 mg/kg of aspartame. Kebanyakan kejang terjadi pada pasien yang mempunyai asupan makanan yang dapat diterima, kecuali 16 tahun yang tertelan hingga 57 mg / kg aspartame. Aspartame is generally considered safe for children with epilepsy. One study found increased spike-wave discharges in children with untreated absence seizures after a high dose of aspartame and suggested that children with poorly controlled absence seizures avoid aspartame. Aspartam umumnya dianggap aman untuk anak-anak dengan epilepsi. Sebuah studi menemukan paku-gelombang meningkat kotoran pada anak-anak dengan ketiadaan yang tidak diobati kejang setelah dosis tinggi aspartam dan menyarankan bahwa anak-anak kurang terkontrol dengan adanya kejang menghindari aspartam.
Saccharin Sakarin
Foods containing saccharin no longer carry a label stating that the "use of this product may be hazardous to your health ...contains saccharin which has been determined to cause cancer in laboratory animals." Makanan yang mengandung sakarin tidak lagi membawa label yang menyatakan bahwa "penggunaan produk ini mungkin berbahaya bagi kesehatan ... mengandung sakarin yang telah bertekad untuk menyebabkan kanker di laboratorium hewan." This warning was lifted in 2001 by the American FDA as saccharin no longer has been connected to cancer in human beings. Peringatan ini dicabut pada tahun 2001 oleh FDA Amerika sebagai sakarin tidak lagi telah terhubung ke kanker pada manusia.
Saccharin may be present in drugs in substantial amounts. Ingestion of the recommended daily dosage of chewable aspirin or acetaminophen tablets in a school-age child would provide approximately the same amount of saccharin contained in one can of a diet soft drink. Sakarin mungkin ada dalam obat-obatan dalam jumlah besar. Penelanan dari dosis harian yang direkomendasikan kunyah tablet aspirin atau asetaminofen dalam anak usia sekolah akan memberikan sekitar jumlah yang sama sakarin yang terdapat dalam satu kaleng minuman ringan diet. This amount, relative to the body weight of a child younger than 9 or 10 years, ingested for prolonged periods would be considered as "heavy use," as defined in a major large-scale FDA/National Cancer Institute epidemiologic study. Jumlah ini, relatif terhadap berat badan seorang anak muda dari 9 atau 10 tahun, tertelan untuk periode yang lama akan dianggap sebagai "penggunaan berat," sebagaimana didefinisikan dalam skala besar-besar FDA / National Cancer Institute studi epidemiologi. In this study, heavy use of artificial sweeteners was associated with a significantly increased risk for the development of bladder cancer. Dalam studi ini, berat penggunaan pemanis buatan dikaitkan dengan peningkatan risiko yang signifikan untuk perkembangan kanker kandung kemih. An independent review of this study concluded that there was no association. An investigation of saccharin performed by the American Medical Association in 1985 concluded that bladder changes were species-specific, were confined to the second generation of male rats, and occurred in association with large doses (equivalent to several hundred cans of diet soft drink per day). Review independen studi ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan. Sakarin Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh American Medical Association pada tahun 1985 menyimpulkan bahwa perubahan kandung kemih spesies-spesifik, yang terbatas pada generasi kedua laki-laki tikus, dan terjadi dalam hubungannya dengan besar dosis (setara dengan beberapa ratus kaleng minuman ringan diet per hari). The no-effect level was equivalent to 500 mg/kg/d.[68,69] Saccharin is not genotoxic; the presumed mechanism of toxicity is the binding of saccharin to urinary proteins (not normally found in humans), creating a nidus for the formation of silicate crystals, which are cytotoxic to bladder epithelium. No-tingkat efek setara dengan 500 mg / kg / d. [68,69] Saccharin tidak genotoksik; dugaan mekanisme keracunan adalah sakarin pengikatan protein kencing (tidak biasanya ditemukan pada manusia), menciptakan nidus untuk pembentukan kristal silikat, yang sitotoksik ke epitel kandung kemih.
Saccharin is an O-toluene sulfonamide derivative and causes similar dermatologic reactions. Sakarin adalah O-toluena sulfonamide derivatif dan menyebabkan reaksi Dermatologic serupa. Cross-sensitivity with sulfonamides has been demonstrated; therefore, children with "sulfa" allergy should also avoid saccharin. Hypersensitivity can usually be confirmed by a radioallergosorbent test for saccharin. Sensitivitas silang dengan sulfonamid telah dibuktikan, karena itu, anak-anak dengan "sulfa" alergi harus juga menghindari sakarin. Hipersensitivitas biasanya dapat dikonfirmasi oleh tes radioallergosorbent sakarin. In a series of 42 patients with adverse effects resulting from consumption of saccharin in pharmaceutical agents, pruritus and urticaria were the most common reactions, followed by eczema, photosensitivity, Dalam serangkaian dari 42 pasien dengan efek samping yang dihasilkan dari konsumsi sakarin di agen farmasi, pruritus dan urticaria adalah reaksi yang paling umum, diikuti oleh eksim, photosensitivity,
and prurigo. dan prurigo. Other reactions include wheezing, nausea, diarrhea, tongue blisters, tachycardia, fixed eruptions, headache, diuresis, and sensory neuropathy. Reaksi lain meliputi mengi, mual, diare, lidah lepuh, takikardia, tetap letusan, sakit kepala, diuresis, dan neuropati sensorik.
Ingestion of saccharin-adulterated milk formula by infants was associated with irritability, hypertonia, insomnia, opisthotonos, and strabismus, which resolved within 36 hours after ingestion. Menelan adulterated sakarin susu formula oleh bayi dikaitkan dengan lekas marah, hypertonia, insomnia, opisthotonos, dan strabismus, yang diselesaikan dalam waktu 36 jam setelah konsumsi. Two anecdotal reports of an accidental overdose in an adult and a child discussed reactions of generalized edema, oliguria, and persistent albuminuria. Dua laporan anekdotal overdosis kebetulan pada orang dewasa dan seorang anak dibahas reaksi umum edema, oliguria, dan gigih albuminuria. Because of the paucity of data on the toxicity of saccharin in children, the American Medical Karena kurangnya data mengenai toksisitas sakarin pada anak-anak, American Medical
Association has recommended limiting the intake of saccharin in young children and pregnant women. Asosiasi telah merekomendasikan membatasi asupan sakarin pada anak-anak dan wanita hamil.
Sucralose Sucralose
Splenda, also known as sucralose, is an artificial sweetener, which is a chlorinated sucrose derivative. Facts about this artificial chemical are as follows: Splenda, juga dikenal sebagai sucralose, adalah pemanis buatan, yang merupakan turunan sukrosa diklorinasi. Fakta tentang kimia buatan ini adalah sebagai berikut:
Pre-Approval Research Pra-Persetujuan Penelitian
Pre-approval research showed that sucralose caused shrunken thymus glands (up to 40% shrinkage) and enlarged liver and kidneys. Persetujuan pra-penelitian menunjukkan bahwa sucralose menyebabkan kelenjar timus menyusut (sampai dengan 40% penyusutan) dan pembesaran hati dan ginjal.
Recent Research Penelitian terbaru
A possible problem with caecal enlargement and renal mineralization has been seen in post approval animal research. Kemungkinan masalah dengan pembesaran sekum dan mineralisasi ginjal telah terlihat pada hewan persetujuan pasca penelitian.
Sucralose Breaks Down Sucralose Breaks Down
Despite the manufacturer's mis-statements, sucralose does break down into small amounts of 1,6-dichlorofructose, a chemical which has not been adequtely tested in humans. More importantly, sucralose must break down in the digestive system. Meskipun pabrik mis-pernyataan, sucralose tidak terurai menjadi sejumlah kecil 1,6-dichlorofructose, sebuah kimia yang belum adequtely diuji pada manusia. Lebih penting lagi, sucralose harus menghancurkan dalam sistem pencernaan. If it didn't break down and react at all (as the manufacturer claims), it would not chemically-react on the tongue to provide a sweet taste. Jika tidak mudah rusak dan bereaksi sama sekali (sebagai pabrikan klaim), itu tidak akan bereaksi secara kimia-lidah untuk memberikan rasa manis. The truth is that sucralose does break down to some extent in the digestive system. Yang benar adalah bahwa tidak sucralose istirahat turun ke tingkat tertentu dalam sistem pencernaan.
Independent, Long-Term Human Research Independen, Long-Term Penelitian Manusia
None. Tak satupun. Manufacturer's "100's of studies" (some of which show hazards) were clearly inadequate and do not demonstrate safety in long-term use. Produsen's "100's of studi" (beberapa di antaranya menunjukkan bahaya) itu jelas tidak memadai dan tidak menunjukkan keselamatan dalam penggunaan jangka panjang.
Chlorinated Pesticides Diklorinasi Pestisida
The manufacturer claims that the chlorine added to sucralose is similar to the chlorine atom in the salt (NaCl) molecule. Produsen mengklaim bahwa klorin ditambahkan ke sucralose mirip dengan atom klor dalam garam (NaCl) molekul. That is not the case. Itu bukan kasus. Sucralose may be more like ingesting tiny amounts of chlorinated pesticides, but we will never know without long-term, independent human research. Sucralose mungkin lebih seperti menelan sejumlah kecil diklorinasi pestisida, tetapi kita tidak akan pernah tahu tanpa jangka panjang, penelitian manusia independen.
Conclusion Kesimpulan
While it is unlikely that sucralose is as toxic as the poisoning people are experiencing from Monsanato's aspartame, it is clear from the hazards seen in pre-approval research and from its chemical structure that years or decades of use may contribute to serious chronic immunological or neurological disorders. Meskipun tidak mungkin bahwa sucralose adalah sebagai beracun sebagai orang yang mengalami keracunan dari Monsanato's aspartam, jelas dari bahaya yang dilihat dalam penelitian pra-persetujuan dan dari struktur kimia yang tahun atau puluhan tahun digunakan dapat berkontribusi untuk serius imunologi atau neurologis kronis gangguan.
It is very important that people who have any interest in their health Sangat penting bahwa orang-orang yang memiliki minat pada kesehatan mereka
stay aware from the highly toxic sweetener aspartame and other questionable sweeteners such as sucralose (Splenda), and acesulfame-k (Sunette, Sweet & Safe, Sweet One). tinggal sadar dari pemanis aspartam sangat beracun dan dipertanyakan pemanis lainnya seperti sucralose (Splenda), dan Acesulfame-K (Sunette, Sweet & Aman, Ubi Satu). Please see the extensive resources for sweeteners on the Healthier Sweetener Resource List. http://www.holisticmed.com/sweet/ Silakan lihat sumber-sumber yang ekstensif untuk pemanis pada Healthier Sweetener Resource List. Http://www.holisticmed.com/sweet/
http://www.holisticmed.com/splenda/ http://www.holisticmed.com/splenda/
Mark D. Gold mgold@holisticmed.com Mark D. Gold mgold@holisticmed.com
Aspartame Toxicity Information Center Aspartame Toxicity Information Center
35 Inman St., Cambridge, MA 02139 617-497-7843 35 Inman St, Cambridge, MA 02139 617-497-7843
http://www.HolisticMed.com/aspartame/ http://www.HolisticMed.com/aspartame/
Stevia Stevia
Another sweetener, stevioside, is championed by natural-foods advocates in the United States and is used in several countries, most notably Japan. Pemanis lainnya, stevioside, yang diperjuangkan oleh para pendukung makanan alami di Amerika Serikat dan digunakan di beberapa negara, terutama Jepang. Stevioside comes from the leaves of the stevia plant (Stevia rebaudiana Bertoni), a perennial shrub of the Asteraceae (Compositae) family native to Brazil and Paraguay. Stevioside berasal dari daun tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni), semak abadi dari Asteraceae (Compositae) asli keluarga ke Brazil dan Paraguay. Stevia contains sweet-tasting glycosides, mainly stevioside; but also rebaudiosides A, B, C, D, and E; dulcoside A; and Stevia mengandung rasa manis-glikosida, terutama stevioside; tetapi juga rebaudiosides A, B, C, D, dan E; dulcoside A; dan
steviolbioside. steviolbioside. Stevioside has a slight bitter aftertaste and provides 250 to 300 times the sweetness of sugar. It is stable to 200°C (392°F), but it is not fermentable and does not act in browning reactions. Stevioside mempunyai aftertaste pahit sedikit dan menyediakan 250-300 kali kemanisan gula. Hal ini stabil sampai 200 ° C (392 ° F), tetapi tidak beragi dan tidak bertindak dalam reaksi kecoklatan.
In the 1970s, the Japanese government approved the plant for use in food. Pada 1970-an, pemerintah Jepang menyetujui tanaman untuk digunakan dalam makanan. Japanese food processors use stevioside in a wide range of foods: pickled vegetables, dried seafood, soy sauce and miso, beverages, candy, gums, baked goods and cereals, yogurt, ice cream, and as a tabletop sweetener. Japanese food processor menggunakan stevioside dalam berbagai makanan: acar sayuran, makanan laut kering, kecap dan miso, minuman, permen, gusi, yang dipanggang dan sereal, yogurt, es krim, dan sebagai pemanis meja. In salty applications, stevioside modifies the harshness of sodium chloride. Dalam aplikasi asin, memodifikasi stevioside kerasnya natrium klorida. Combining it with other natural and synthetic sweeteners improves taste and functionality. Menggabungkan dengan lain pemanis alami dan sintetis meningkatkan rasa dan fungsionalitas.
FDA considers stevia leaves and stevioside as unapproved, non-GRAS food additives. FDA menganggap daun Stevia dan stevioside sebagai tidak disetujui, non-GRAS tambahan makanan. In 1992, the American Herbal Products Association (AHPA) petitioned the FDA to declare stevia as GRAS, citing historical usage and referring to numerous toxicology studies conducted in Japan and other countries. Pada tahun 1992, American Association Produk Herbal (AHPA) mengajukan petisi kepada FDA untuk menyatakan Stevia sebagai GRAS, mengutip penggunaan sejarah dan mengacu pada berbagai penelitian toksikologi yang dilakukan di Jepang dan negara-negara lain. The FDA rejected AHPA's petition, contending inadequate evidence to approve the product. FDA AHPA petisi menolak, berpendapat tidak cukup bukti untuk menyetujui produk. The agency does allow the herb to be used in dietary supplements as covered by DSHEA (Dietary Supplement Health and Education Act). Badan mengizinkan rempah untuk digunakan dalam suplemen diet sebagai dicakup oleh DSHEA (Dietary Supplement Health and Education Act).
Tagatose Tagatose
From the manufacturer's web page. Dari produsen halaman web.
It looks like sugar, tastes like sugar, cooks like sugar... Kelihatannya seperti gula, rasa seperti gula, masak seperti gula ... well technically, it is sugar. baik secara teknis, itu adalah gula. But it's sugar with almost no calories. Tapi itu gula dengan hampir tidak ada kalori. It's 100-percent natural - not synthesized, unlike other "sweeteners" that are chemically synthesized or derived from sugar, Tagatose is a naturally occurring sugar. It's 100-persen alami - tidak disintesis, tidak seperti yang lain "pemanis" yang secara kimiawi disintesis atau berasal dari gula, Tagatose adalah gula alami. And SPHERIX has discovered and patented a way to make it available for use as a food additive as well as for a variety of other uses. Dan SPHERIX telah menemukan dan mematenkan cara untuk membuatnya tersedia untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan serta untuk berbagai penggunaan lainnya.
It's Tagatose, the only sweetener that tastes, looks, feels, and performs like table sugar. Ini Tagatose, satu-satunya pemanis yang terasa, terlihat, terasa, dan melakukan seperti gula meja. Tagatose can supply a major need for baked goods, ice cream, chocolates, chewing gum, and other food products that can't be met by low bulk of high-intensity sweeteners. Tagatose bisa menyediakan kebutuhan besar yang dipanggang, es krim, cokelat, permen karet, dan produk makanan lain yang tidak dapat dipenuhi oleh sebagian besar rendah intensitas tinggi pemanis. And it's safe, with over ten years of safety research and numerous consultancies and world-renowned scientists reviewing the product. Dan itu aman, dengan lebih dari sepuluh tahun penelitian keselamatan dan banyak konsultan dan ilmuwan dunia yang terkenal meninjau produk. Scientifically known as D-tagatose, Tagatose occurs naturally in some dairy products and other foods. Our patented production process starts from whey, a dairy by-product. Ilmiah dikenal sebagai D-tagatose, Tagatose terjadi secara alami di beberapa produk susu dan makanan lain. Dipatenkan kami proses produksi dimulai dari whey, sebuah produk susu. Tagatose has been determined to be a Generally Recognized As Safe (GRAS) substance in the US, with the FDA affirming the green light for the product with its "no objection" opinion, permitting its use in foods and beverages. Tagatose telah bertekad untuk menjadi Umumnya Diakui Sebagai Safe (GRAS) substansi di AS, dengan menegaskan FDA lampu hijau untuk produk dengan "tidak keberatan" pendapat, memungkinkan penggunaannya dalam makanan dan minuman. Tagatose has also been determined GRAS for use in cosmetics and toothpastes, as well as in drugs. Tagatose juga telah ditentukan GRAS untuk digunakan dalam kosmetik dan pasta gigi, serta obat-obatan.
About Tagatose: IS IT SAFE OR NOT? Tentang Tagatose: IS IT SAFE ATAU TIDAK?
BIOSPHERICS HAS HIGH HOPES FOR SWEETENER HAS BIOSPHERICS harapan besar untuk pemanis
April 16, 2001 April 16, 2001
Washington Post Washington Post
Page E01 Halaman E01
Jerry Knight Jerry Knight
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/articles/A21621-2001Apr15.html http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/articles/A21621-2001Apr15.html
Last week was, according to this story, a long time coming for Gilbert Levin, the 76-year-old chairman of Biospherics Inc. After almost a decade of study, a panel of medical experts declared that an obscure low-calorie form of sugar that Levin has latched onto is safe to use in food. Pekan lalu, menurut cerita ini, sudah lama datang untuk Gilbert Levin, 76 tahun ketua Inc Biospherics Setelah hampir satu dekade studi, sebuah panel ahli medis menyatakan bahwa yang tidak jelas bentuk kalori rendah gula Levin telah lekat aman untuk digunakan dalam makanan.
The story says that Biospherics has collected $2.5 million by licensing rights to make the sugar to a Scandinavian dairy cooperative, but the food safety panel's decision has the potential to open the spigot on what could become a gushing stream of royalty revenue on every pound of the product that goes into any food. Cerita mengatakan bahwa Biospherics telah mengumpulkan $ 2,5 juta oleh hak lisensi untuk membuat gula ke koperasi susu Skandinavia, tapi keselamatan makanan keputusan panel memiliki potensi untuk membuka keran pada apa yang bisa menjadi arus deras royalti pendapatan pada setiap pon dari produk yang masuk ke dalam makanan.
It'll be at least two years before consumers can eat anything sweetened with the stuff, but investors didn't wait to buy Biospherics stock. Pasti setidaknya dua tahun sebelum konsumen dapat makan apa pun dipermanis dengan barang, tetapi tidak menunggu investor untuk membeli saham Biospherics. The story also notes there is no way of predicting whether food manufacturers will be as excited as Levin is about the sweetener called tagatose. Cerita juga mencatat tidak ada cara untuk meramalkan apakah produsen makanan akan bersemangat seperti Levin adalah tentang pemanis disebut tagatose. It's a natural product, a chemical cousin of familiar sugars such as sucrose, fructose, dextrose and lactose. Ini produk alami, sepupu kimia akrab gula seperti sukrosa, fruktosa, dekstrosa dan laktosa. Tagatose, like table sugar, is a white crystal; it is 90 percent as sweet as ordinary sugar, but has one-third the calories. Tagatose, seperti gula pasir, adalah kristal putih, melainkan adalah 90 persen semanis gula biasa, tetapi memiliki satu sepertiga kalori.
Tagatose could be the product that converts Biospherics into what most people have always thought it was: a biotech company. Tagatose bisa menjadi produk yang mengubah Biospherics ke dalam apa yang kebanyakan orang selalu berpikir itu adalah: sebuah perusahaan biotek.
The story goes on to say that tagatose is most closely related to fructose, the sugar that's in honey, fruits and corn, Levin explained in an interview Friday. Cerita selanjutnya mengatakan bahwa tagatose paling erat kaitannya dengan fruktosa, gula yang ada di madu, buah-buahan dan jagung, Levin menjelaskan dalam sebuah wawancara hari Jumat. The chemical formulas for fructose and tagatose are identical. The two molecules look the same, but in tagatose, one atom of carbon juts off to the left of the main structure instead of off to right as it does in fructose. Rumus kimia untuk fruktosa dan tagatose adalah identik. Kedua molekul terlihat sama, tetapi dalam tagatose, satu atom karbon menonjol ke kiri struktur utama, bukan ke kanan seperti dalam fruktosa.
Left-leaning sugars have fascinated Levin for more than 20 years. Gula yang berhaluan kiri telah terpesona Levin selama lebih dari 20 tahun. He first got interested in one that is a mirror image of table sugar. Dia pertama kali tertarik pada salah satu yang merupakan bayangan cermin meja gula. Think of the sugar molecule as a coil that curls around to the right. Pikirkan molekul gula sebagai sebuah kumparan yang berliku memutar ke kanan. A backward sugar molecule that turns to the left was Levin's first interest. Sebuah mundur molekul gula yang berubah ke kiri Levin pertama adalah bunga. Levo-sugar it's called, for left-handed. Levo-gula itu disebut, untuk kidal.
Levo-sugar is a confusing chemical to the human body. To the tongue, it tastes just like regular sugar. Levo-gula adalah bahan kimia yang membingungkan bagi tubuh manusia. Untuk di lidah, rasanya seperti gula biasa. But the body has never swallowed left- handed sugar and can't digest it. Tetapi tubuh tidak pernah menelan kidal gula dan tidak dapat mencernanya.
Levin spent the better part of the 1980s tinkering with left-handed sugar, attracting a lot of attention to Biospherics stock, but ultimately leaving a bad taste in the mouths of investors. Levin menghabiskan sebagian dari tahun 1980-an bermain-main dengan gula kidal, menarik banyak perhatian untuk Biospherics saham, tetapi pada akhirnya meninggalkan rasa tidak enak di mulut investor. The problem was that the company was never able to find a way to make left-handed sugar at a low enough price to give the company a high stock price. Masalahnya adalah bahwa perusahaan tidak pernah mampu menemukan cara untuk membuat gula kidal pada harga yang cukup rendah untuk memberikan perusahaan harga saham tinggi. Every once in a while, Biospherics would announce some development in sweetener research, the stock would jump, and then it would drift back down. Setiap sesekali, beberapa Biospherics akan mengumumkan perkembangan penelitian pemanis, saham akan melompat, dan kemudian itu akan melayang kembali.
The pattern continued in the 1990s after Levin shelved levo-sugar and shifted his team of researchers to tagatose. Pola berlanjut di tahun 1990-an setelah disimpan Levin levo-gula dan mengalihkan tim peneliti untuk tagatose.
The result has been an erratic stock with poor long-term performance. Hasilnya telah menjadi tidak menentu miskin saham dengan kinerja jangka panjang. A $100 investment in Biospherics on Dec. 31, 1995, had grown in value to $151 at the end of 1998, but by the end of last year was back to $111. A $ 100 investasi di Biospherics pada 31 Desember 1995, telah tumbuh dengan nilai $ 151 pada akhir 1998, tetapi pada akhir tahun lalu kembali menjadi $ 111. As a benchmark, a $100 investment in a Standard & Poor's 500-stock index mutual fund was worth $232 at the end of last year. Sebagai patokan, $ 100 investasi di Standard & Poor's 500-indeks reksadana saham bernilai $ 232 pada akhir tahun lalu.
The story also goes on to say that unlike drugs, foods don't have to be tested on humans, Levin explained. But Biospherics obtained a Maryland Industrial Partnership grant to finance human studies at the University of Maryland Medical School, which produced promising results for potential use by diabetics. Cerita juga terus mengatakan bahwa tidak seperti obat-obatan, makanan tidak perlu diuji pada manusia, Levin menjelaskan. Tapi Biospherics memperoleh Kemitraan Industri Maryland hibah untuk membiayai studi manusia di University of Maryland Medical School, yang menghasilkan hasil yang menjanjikan untuk potensi digunakan oleh penderita diabetes.
Diabetics can eat foods sweetened with tagatose without getting the unhealthful changes in their blood glucose levels that are caused by eating sugar. Penderita diabetes bisa makan makanan manis dengan tagatose tanpa mendapatkan perubahan tidak sehat dalam kadar glukosa darah yang disebabkan oleh makan gula.
The studies did, however, find that patients who consumed large amounts of tagatose experienced gastrointestinal distress, including diarrhea, nausea and flatulence. The intestinal problems apparently result because most tagatose passes through the digestive tract without being absorbed -- a key reason why it's lower in calories. Penelitian itu, bagaimanapun, menemukan bahwa pasien yang mengkonsumsi sejumlah besar tagatose mengalami kesulitan pencernaan, termasuk diare, mual dan perut kembung. Masalah usus rupanya yang hasilnya karena kebanyakan tagatose melewati saluran pencernaan tanpa diserap - alasan utama mengapa hal itu lebih rendah kalori.
Those lower-bowel symptoms weren't a problem for most people who ate small amounts of the sweetener and Levin said he does not expect the reaction to be a problem for the uses Arla has in mind for tagatose. Mereka yang lebih rendah-gejala usus bukan masalah bagi sebagian besar orang yang makan dalam jumlah kecil pemanis dan Levin mengatakan dia tidak mengharapkan reaksi menjadi masalah bagi Arla penggunaan ada dalam pikiran untuk tagatose.
http://www.emedicine.com/MED/topic1653.htm http://www.emedicine.com/MED/topic1653.htm
Also, preliminary reports exist of the potential utility of agents thatimpede dietary carbohydrate absorption. Tagatose is one of the agents in this class undergoing trials. Juga, ada laporan awal mengenai potensi utilitas dari agen thatimpede penyerapan karbohidrat diet. Tagatose adalah salah satu agen di kelas ini menjalani persidangan.

Di ambil dari http://www.sweetpoison.com/aspartame-sweeteners.html tertanggal 04 feb 2010 jam 09.07

Tidak ada komentar: